Terima Jet Kepresidenan dari Qatar, Donald Trump

Estimated read time 2 min read

Terima Jet Kepresidenan 

Donald Trump

Washington, BeritaPatriot – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Senin (12/5/2025), membela rencana kontroversialnya untuk menerima sebuah jet dari Qatar sebagai pesawat kepresidenan baru Air Force One.

Jet Boeing 747-8 senilai US$ 400 juta (Rp 6,6 triliun) tersebut ditawarkan oleh keluarga kerajaan Qatar, tetapi memicu kritik luas terkait etika, keamanan, dan potensi konflik kepentingan.

Donald Trump menyebut tawaran itu sebagai isyarat yang hebat dan menegaskan bahwa akan menjadi bodoh jika menolak hadiah semahal itu.

Baca juga: Tom Cruise bakal tampil di program YouTube Jin BTS

“Saya tidak akan pernah menolak tawaran seperti ini,” kata Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

“Saya bisa saja berkata tidak, kami tidak ingin pesawat mahal gratis ini. Namun untuk apa? Lebih baik kita terima,” lanjutnya.

Jet tersebut ditawarkan setelah Donald Trump berulang kali mengeluhkan penundaan dan lonjakan biaya dalam proyek Boeing untuk mengganti dua unit Air Force One lama.

Ketika ditanya apakah ia akan menggunakan pesawat itu untuk kepentingan pribadi setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Donald Trump menanggapi dengan marah.

Pertanyaan seperti itu memalukan, ujarnya kepada seorang reporter.

Saya bisa saja bilang, tidak usah, kami bayar saja US$ 400 juta. Namun saya memilih berkata, terima kasih banyak

Namun, Qatar dengan cepat membantah bahwa pesawat tersebut merupakan hadiah.

Rencana ini menimbulkan keprihatinan besar karena Konstitusi AS melarang pejabat pemerintah menerima hadiah dari pemerintah asing. Selain itu, isu keamanan nasional juga mencuat karena Air Force One berfungsi sebagai pusat komando darurat dalam krisis.

Presiden yang menerima hadiah senilai US$ 400 juta dari pemerintah asing jelas menciptakan konflik kepentingan,” demikian pernyataan bersama dari empat anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Cory Booker, Brian Schatz, Chris Coons, dan Chris Murphy.

Mereka juga menyebut bahwa tindakan ini mengundang pengaruh asing dan merusak kepercayaan publik terhadap integritas pemerintahan.

 

 

Sumber: beritasatu

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours