Polisi Pastikan Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’ Sudah Ditutup

Estimated read time 3 min read

Jagat maya tengah dihebohkan dengan beredarnya sebuah grup Facebook bernama Fantasi Sedarah yang berisi orang-orang dengan kecenderungan menyimpang, yaitu menjalin hubungan inses atau hubungan seksual dengan anggota keluarganya sendiri.

Setelah menuai kecaman luas dari publik, pihak platform akhirnya menutup akun grup tersebut.

“Akun grup tersebut sudah ditutup/ditangguhkan/dihapus oleh provider FB Meta karena melanggar aturan,” kata Dirsiber Polda Metro Jaya, Kombes Pol Roberto Pasaribu kepada wartawan, Jumat (16/5).

Akun tersebut disi sebanyak 32 ribu akun yang menceritakan pengalamannya masing-masing usai berhubungan seksual dengan keluarga sedarahnya sendiri. Saat ini kasus tersebut sedang diselidiki oleh kepolisian.

 

Polisi Pastikan Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah

“Sudah pasti Direktorat Siber Polda Metro Jaya akan menyelidiki dan mendalami tentang akun Facebook tersebut,” kata Kasubid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (16/5).

Pihaknya juga, kata Reonald sudah berkoordinasi dengan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk mendalami akun Facebook itu.

“Akan menyelidiki dan mendalami segala sesuatu yang ada di akun Facebook tersebut,” pungkas dia.

Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

 

Bahaya Konten Eksplisit dan Perlunya Edukasi Seksual

Konten yang ditemukan dalam grup ‘Fantasi Sedarah’ sangat mengerikan dan menunjukkan betapa mudahnya akses terhadap materi-materi yang dapat merusak perkembangan psikologis anak. Diskusi terbuka tentang tindakan seksual terlarang yang melibatkan anak-anak dalam lingkungan daring menunjukkan betapa pentingnya edukasi seksual sejak usia dini. Anak-anak perlu diajarkan tentang batasan tubuh, mengenali tanda-tanda pelecehan seksual, dan berani melapor jika mengalami hal tersebut. Peran orang tua dan pendidik sangat krusial dalam memberikan edukasi ini.

Selain edukasi seksual, komunikasi terbuka dalam keluarga juga sangat penting. Anak-anak harus merasa nyaman untuk bercerita kepada orang tua atau anggota keluarga terpercaya jika mereka mengalami atau melihat sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Keengganan untuk membahas isu seksual justru dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya pelecehan dan eksploitasi.

 

Langkah Pencegahan dan Peran Pihak Berwenang

Keberadaan grup ‘Fantasi Sedarah’ dan kemunculan kembali dengan nama berbeda menunjukkan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat dari pihak berwenang dan platform media sosial.

Pemerintah dan pihak berwenang harus memantau konten secara lebih intensif dan menerapkan mekanisme pelaporan yang efektif guna mencegah penyebaran konten-konten berbahaya.

Selain itu, lembaga pendidikan dan organisasi terkait perlu memberikan edukasi digital kepada anak-anak dan orang tua. Mereka harus melatih orang tua untuk mengawasi aktivitas online anak-anak serta mengenali tanda-tanda bahaya.

Guru dan pendidik juga harus mengajarkan anak-anak agar bijak dalam menggunakan internet dan tidak mudah terpengaruh oleh konten-konten yang meragukan.

Pihak berwenang perlu menjalin kerjasama yang lebih erat dengan platform media sosial untuk menindak tegas akun-akun yang menyebarkan konten berbahaya.

Aparat penegak hukum harus menegakkan hukum secara tegas untuk memberikan efek jera serta melindungi anak-anak dari ancaman eksploitasi seksual online.

Selain itu, instansi terkait perlu meningkatkan literasi digital masyarakat. Mereka harus membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali serta melaporkan konten-konten berbahaya di dunia maya.

Partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan konten yang mencurigakan akan membantu pihak berwenang dalam menindak tegas para pelaku.

 

Credit: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours