Fenomena Solstis Juni 2025

Estimated read time 3 min read

Fenomena Solstis kembali hadir di tahun 2025. Tepatnya pada 21 Juni 2025, Bumi akan mengalami titik balik Matahari atau summer solstice. Peristiwa ini menandakan hari terpanjang dalam setahun bagi wilayah di Belahan Bumi Utara. Lantas, apa sebenarnya Fenomena Solstis itu dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan di Bumi?

Fenomena Solstis adalah peristiwa astronomi tahunan yang terjadi dua kali dalam setahun, biasanya sekitar tanggal 20-22 Juni dan 20-22 Desember. Peristiwa ini disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari, yaitu sekitar 23,5 derajat. Kemiringan ini menyebabkan Matahari tampak mencapai titik paling utara atau selatan di langit.

Mengutip Space.com, titik balik matahari musim panas menandai datangnya musim panas. Imbasnya bagi Bumi, hari tersebut akan menjadi hari terpanjang dalam setahun, terutama bagi mereka yang tinggal di Belahan Bumi Utara.

Penyebab Terjadinya Fenomena Solstis

Menurut NASA, hari titik balik matahari terjadi ketika salah satu kutub Bumi miring ke arah matahari pada sudut yang paling ekstrem. Karena kemiringan Bumi, fenomena solstis ini terjadi dua kali setahun. Selama titik balik matahari musim panas ini, kemiringan membawa titik paling utara Bumi lebih dekat ke matahari. Inilah sebabnya di Belahan Bumi Utara ada lebih banyak sinar matahari.

Fenomena solstis terjadi karena rotasi bumi yang miring terhadap bidang ekliptika (garis edar semu matahari). Ujung sumbu rotasi bumi selalu mengarah ke Polaris (bintang utara). Kemiringan ini menyebabkan perbedaan jumlah sinar matahari yang di terima oleh setiap belahan bumi sepanjang tahun, sehingga terjadi perubahan musim.

Perlu di ketahui, Bumi tidak mengorbit tegak dengan bidang orbit mengelilingi matahari. Bumi mengorbit miring dengan kemiringan 23,5 derajat. Sepanjang tahun, kemiringan ini menyebabkan Belahan Bumi Utara dan Selatan bertukar tempat dalam menerima cahaya dan hangatnya sinar matahari. Jadi, kemiringan Bumi lah yang menyebabkan musim dingin dan musim panas.

Dampak Fenomena Bagi Kehidupan di Bumi

Fenomena solstis memiliki beberapa dampak signifikan bagi kehidupan di Bumi, terutama terkait dengan perubahan musim dan durasi siang dan malam. Di daerah subtropis dan lintang tinggi, solstis menandai pergantian musim yang jelas. Sementara di Indonesia, yang beriklim tropis, dampaknya tidak terlalu signifikan.

Selain itu, fenomena solstis juga menyebabkan perbedaan durasi siang dan malam yang signifikan. Saat solstis Juni, Belahan Bumi Utara mengalami siang hari terpanjang dan malam hari terpendek, sementara Belahan Bumi Selatan mengalami sebaliknya. Perubahan sudut pencahayaan matahari juga mempengaruhi panjang bayangan benda-benda di Bumi.

Pada titik balik matahari Juni ini, di mana pun kamu berada di Bumi, matahari akan terbit dan terbenam paling jauh ke utara cakrawala. Selain itu, matahari juga terasa tepat berada di atas kepala pada siang hari.

Solstis dalam Aspek Budaya

Sejak zaman prasejarah, fenomena solstis telah di rayakan dalam berbagai budaya sebagai peristiwa penting yang berkaitan dengan siklus alam, pertanian, dan peribadatan. Banyak perayaan dan ritual yang di lakukan untuk menandai peristiwa ini.

Di Indonesia sendiri, fenomena solstis mungkin tidak di rayakan secara khusus. Meski begitu, fenomena summer solstice ini dirayakan oleh banyak budaya di seluruh dunia melalui berbagai tradisi, festival, hingga hari libur. Sementara beberapa tempat, fenomena titik balik matahari ini juga dikenal sebagai Midsummer.

Fenomena solstis adalah peristiwa alam yang menarik dan penting. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana kemiringan sumbu rotasi Bumi mempengaruhi iklim dan budaya di seluruh dunia. Meskipun dampaknya di Indonesia tidak sedramatis di negara-negara dengan empat musim, solstis tetap menjadi peristiwa astronomi yang menarik untuk di amati dan di pelajari.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours