Orang Kalsel Bernasib Tragis Usai Temukan Harta Karun Rp 15 Triliun

Estimated read time 2 min read

Orang Kalsel Bernasib Tragis Usai Temukan Harta Karun Rp 15 Triliun

Jakarta, BeritaPatriot – Bayangkan menemukan harta karun belasan triliun rupiah, namun tetap terjebak dalam kemiskinan. Kisah pahit ini dialami oleh Mat Sam, seorang warga Kampung Cempaka, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pada tahun 1965, ia dan empat rekannya secara tak sengaja menemukan intan raksasa seberat 166,75 karat,

baca juga: Dunia Bereaksi atas Serangan AS ke Situs Nuklir Iran

Pada Kamis, 26 Agustus 1965, Mat Sam dan rekan-rekannya sedang bekerja mencari intan seperti biasa. Tak disangka, di tengah pencarian, mereka menemukan intan berukuran besar dengan warna biru kemerahan yang sangat bersih. Temuan ini sontak membuat geger masyarakat setempat dan menarik perhatian pemerintah.

Sayangnya, ketenaran itu justru menjadi awal dari penderitaan Mat Sam. Intan yang ia temukan tak pernah menjadi miliknya. Pemerintah mengambil alih temuan tersebut, dengan dalih akan menggunakannya untuk membangun Kalimantan Selatan dan mendukung pengadaan teknologi penggalian intan.

Menurut pemberitaan surat kabar Angkatan Bersenjata (11 September 1967), intan itu amankan oleh pihak berwenang di Kabupaten Banjar dan bawa ke Jakarta untuk diserahkan kepada Presiden Soekarno. Proses pengambilannya pun sebut “bertentangan dengan keinginan para penemu/pemilik.”

batu

“Penggali intan dan 4 orang serta istrinya mendapat prioritas untuk menunaikan ibadah haji,” tulis Pikiran Rakjat.

Jelas, info ini membuat Mat Sam senang bukan kepalang. Sebentar lagi dia bisa ibadah haji gratis hadiah dari pemerintah. Namun, kesenangan itu rupanya hanya sesaat.

Hadiah dari pemerintah faktanya tak kunjung tiba. Sampai akhirnya, hitung maju dua tahun kemudian, Mat Sam dan 4 orang temannya memberanikan diri bersuara. Sebagai penemu intan terbesar, mereka memohon keadilan dan meminta pemerintah menunaikan janjinya.

Sumber: cnbcindonesia

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours