Bom Bunuh Diri ISIS Guncang Gereja di Suriah

Estimated read time 2 min read

Sedikitnya 22 orang tewas dan 63 lainnya terluka dalam serangan Bom Bunuh Diri di sebuah gereja di Damaskus, Suriah. Demikian di sampaikan kementerian kesehatan negara tersebut.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Suriah, seorang pria melepaskan tembakan dengan senjata di Gereja Ortodoks Yunani Nabi Elias di lingkungan Dweila saat ibadah pada Minggu (23/6/2025) malam, sebelum kemudian meledakkan rompi peledak yang di kenakannya. Pelaku di sebut memiliki afiliasi dengan kelompok ISIS. Demikian seperti di lansir BBC.

Namun, belum ada klaim langsung dari kelompok tersebut.

Saksi Mata Bom Bunuh Diri

Saksi mata Lawrence Maamari mengatakan kepada kantor berita AFP, “Seseorang masuk (ke dalam gereja) membawa senjata dan mulai menembak. Orang-orang berusaha menghentikannya sebelum dia meledakkan dirinya.”

Seorang pria lain yang berada di sebuah toko terdekat mengatakan dia mendengar suara tembakan diikuti oleh ledakan yang membuat kaca beterbangan.

“Kami melihat api di dalam gereja dan sisa-sisa bangku kayu terlempar sampai ke pintu masuk,” kata Ziad.

Ini adalah serangan pertama semacam itu di Damaskus sejak pasukan pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad pada Desember 2024. Mengakhiri 13 tahun perang saudara yang menghancurkan.

“Aksi kekerasan yang keji… merenggut nyawa orang-orang terkasih kami yang gugur dalam ibadah malam,” sebut Patriarkat Ortodoks Yunani Antiokhia.

Patriarkat itu menyerukan kepada otoritas sementara Suriah untuk mengambil tanggung jawab penuh atas apa yang telah dan terus terjadi dalam hal pelanggaran terhadap kesucian gereja-gereja dan memastikan perlindungan bagi semua warga.

Menteri Dalam Negeri Suriah Anas Khattab menyebutkan tim khusus dari kementeriannya telah mulai menyelidiki tragedi ini.

“Tindakan teroris ini tidak akan menghentikan upaya negara Suriah dalam mencapai perdamaian sipil,” tambahnya.

Respons PBB dan AS

Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen melalui kantornya mengecam serangan tersebut dan menyerukan kepada rakyat Suriah “untuk bersatu menolak terorisme, ekstremisme, hasutan, serta penargetan terhadap komunitas mana pun”.

Sementara itu, utusan khusus Amerika Serikat Tom Barrack mengatakan, “Tindakan pengecut yang mengerikan ini tidak memiliki tempat dalam tatanan baru Suriah yang tengah menenun toleransi dan inklusi yang terintegrasi.”

Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa telah berulang kali berjanji untuk melindungi minoritas agama dan etnis. Namun, Suriah di guncang oleh dua gelombang kekerasan sektarian mematikan dalam beberapa bulan terakhir.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours