PM Thailand Tolak Mundur Pasca Skandal Telepon dengan Pemimpin Kamboja

Estimated read time 2 min read

Bangkok – PM Thailand Tolak Mundur Pasca Skandal Telepon dengan Pemimpin Kamboja,  Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra

menyatakan tidak akan mengundurkan diri atau membubarkan parlemen. Demikian di sampaikan oleh seorang pejabat senior dari partai penguasa Pheu Thai pada Sabtu (21/6/2025),

meskipun krisis politik di ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu terus berlarut-larut.

Sorawong Thienthong, yang juga menjabat sebagai menteri pariwisata Thailand, mengatakan melalui

unggahan di Facebook bahwa perdana menteri tidak akan mundur,

meskipun desakan publik semakin besar agar dia meletakkan jabatan setelah dugaan salah langkahnya

dalam menangani sengketa perbatasan dengan negara tetangga, Kamboja.

BACA JUGA Sengketa Memanas, Kamboja Gugat Thailand ke Mahkamah Internasional

Perdana menteri telah menyatakan dengan tegas kepada kami bahwa dia akan terus menjalankan tugasnya untuk menyelesaikan

berbagai krisis yang sedang di hadapi negara, sebaik mungkin,” tulis Sorawong seperti di lansir CNA.

Pemerintah menegaskan bahwa mereka akan tetap bekerja, tidak mengundurkan diri, dan tidak membubarkan parlemen

Thailand Kembali Di dera Krisis Politik

Demonstran anti-pemerintah berkumpul di depan Government House, Bangkok, Kamis (19/6/2025) menuntut Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mundur menyusul bocornya rekaman terkait sengketa perbatasan dengan Kamboja.

Paetongtarn, putri dari taipan kontroversial sekaligus mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, menghadapi kemarahan di dalam negeri setelah bocornya rekaman

percakapan telepon antara dirinya dan Presiden Senat Kamboja Hun Sen, di mana dia terdengar merendah dan mengkritik seorang komandan militer senior Thailand.

Hun Sen merupakan pemimpin berpengaruh Kamboja, yang menorehkan sejarah sebagai perdana menteri terlama negara itu.

Partai Bhumjaithai, yang merupakan mitra terbesar kedua dalam koalisi pemerintahan Thailand,

telah menarik diri dari aliansi tersebut pada Rabu (18/6) malam,

PM Thailand Tolak Mundur Pasca Skandal Telepon dengan Pemimpin Kamboja

menyusul kebocoran rekaman yang terjadi di hari yang sama.

Salah satu anggota koalisi, Partai United Thai Nation, di sebut akan menuntut Paetongtarn mundur sebagai syarat untuk tetap mendukung pemerintahan yang di pimpin Pheu Thai.

Dukungan itu di perlukan agar koalisi tetap mempertahankan mayoritas tipis di parlemen.

Paetongtarn telah meminta maaf atas percakapannya dengan Hun Sen, namun hingga kini belum

memberikan pernyataan resmi mengenai krisis yang sedang berlangsung.

Para aktivis di laporkan akan menggelar aksi unjuk rasa di Bangkok mulai 28 Juni untuk menuntut pengunduran diri Paetongtarn

Di antara mereka terdapat kelompok-kelompok yang di kenal pernah memimpin demonstrasi besar menentang pemerintahan dari dinasti politik Shinawatra di masa lalu.

 

Sumber : LIPUTAN6

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours