Pakai Mobil Modifikasi, WN Malaysia Kirim SMS Palsu Seolah-olah dari Pihak Bank

Estimated read time 4 min read

Jakarta – Pakai Mobil Modifikasi, WN Malaysia Kirim SMS Palsu Seolah-olah dari Pihak Bank, Sindikat penipu asal Malaysia beroperasi dengan cara berkeliling

menggunakan mobil yang telah di modifikasi, sambil menyebarkan SMS palsu yang seolah-olah di kirim oleh pihak bank.

Dalam kasus ini, tiga orang telah di tetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya, OKH (53) dan CY (29), berhasil di tangkap, sementara satu orang lainnya, LW,

masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

BACA JUGA 200 Warga Asing yang Diselamatkan dari Pusat Operasi Penipuan Online Terlantar di Perbatasan Thailand-Myanmar

Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon membongkar cara kerja sindikat ini.

Para pelaku menggunakan alat pemancar ilegal yang di pasang rapi di dalam mobil.

Mereka kemudian berkeliling ke lokasi ramai untuk menyebarkan SMS palsu ke ponsel yang terkena jangkauan sinyalnya.

“Pelaku ini pekerjaannya adalah membawa perangkat yang sudah terinstal ini di dalam mobil, kemudian berjalan mengendarai mobil

tersebut tersebut ke lokasi-lokasi ramai atau padat, seperti contohnya di jam-jam siang di kantor-kantor pusat bisnis, perkantoran, mal.

Maka melalui alat ini dia akan mem-blasting pesan yang isinya berupa link phising,” kata dia saat konferensi pers, Selasa (24/6/2025).

SMS Berisi Iming-iming

Polda Metro Jaya menangkap dua warga negara asing (WNA) asal Malaysia, OKH (53) dan CY (29), usai diduga terlibat dalam penipuan bermodus SMS palsu yang menyasar nasabah bank.

Dia menyebut, SMS yang dikirim berisi iming-iming. Namun, Di dalam pesan di sisipkan link palsu yang bila di klik langsung di minta untuk mengisi data pribadi dan kartu debit korban.

Pakai Mobil Modifikasi, WN Malaysia Kirim SMS Palsu Seolah-olah dari Pihak Bank

“Jadi di dalam link tersebut, dia akan mengatasnamakan suatu bank, di sini salah satu bank swasta, menerangkan ada bahwa korban

mempunyai poin sebesar 16 ribu, dihimbau agar korban mengisi informasi pengiriman,” ucap dia.

Saking canggihnya alat blasting ini bisa menyamar seolah-olah SMS dikirim dari bank-bank baik swasta maupun BUMN.

Bahkan nama pengirim di bisa dibuat seolah dari “Bank A”, “Bank B”, sesuai selera pelaku.

“Di sinilah korban akan mengisi identitas pribadinya korban beserta nomor kartu serta tanggal kadaluarsa serta dan CVV yang ada di dalam kartu debit korban.

Pelaku yang ada di luar negeri akan menggunakan segala informasi ini untuk mengambil alih akun perbankan milik korban,” ucap dia.

BACA JUGAMiliter Thailand Hentikan Sebagian Besar Lalu Lintas Perbatasan ke Kamboja

Peran Palaku

Senada, Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, peran masing-masing pelaku. Dua orang pelaku yang

di tangkap bertugas melakukan SMS blasting seolah-olah pesan itu di kirim oleh pihak bank. Padahal, itu pesan palsu berisi tautan (link) phising.

“OKH peran melakukan blasting dengan alat yang telah di setting oleh tersangka LW yang saat ini DPO, menggunakan kendaraan mobil.

Kemudian perannya adalah menerima upah dari hasil blasting dari tersangka LW yang saat ini DPO,” ujar dia.

“CY peran melakukan blasting dengan alat yang telah di setting oleh saudara LW dengan menggunakan sebuah kendaraan roda empat,

menerima upah hasil blasting dari tersangka saudara LW yang saat ini sudah di DPO kan oleh penyidik,” sambung dia.

Sedangkan, satu orang lagi berinisial LW yang juga WN Malaysia mendanai operasional, menyediakan akomodasi, mengirim alat dari Malaysia,

dan memasang perangkat elektronik dalam kendaraan pelaku. Setelah link phising di klik oleh korban, LW juga yang mengambil alih akun m-banking milik korban.

Jumlah Korban Kemungkinan Bertambah

“LW memberi upah setiap minggunya kepada kedua tersangka, mengirim alat yang di gunakan untuk blasting SMS dari Malaysia ke Indonesia,

menyiapkan dan atau memasang perangkat elektronik blasting SMS di mobil yang di gunakan oleh kedua tersangka CY dan OKH,” ucap dia.

“Kemudian memonitoring hasil blasting yang di lakukan oleh kedua tersangka CIY dan OKH dan mengambil alih m-banking

penerima SMS yang telah masuk ke link phising yang di kirimkan oleh tersangka,” dia sambung dia.

Dia menyebut, salah satu korban penipuan ini adalah AEF, yang kehilangan uang usai menerima SMS dari komplotan ini. Namun, tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah.

“Hasil penyidikan di dapati keterangan ada beberapa nasabah bank yang mengalami kerugian karena adanya SMS yang

mengaku dari pihak bank yang dengan nilai kerugian kurang lebih sekitar 100 juta rupiah,” tandas dia.

Sumberliputan6

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours