Bursa Saham Vietnam Sentuh Level Tertinggi

Estimated read time 2 min read

Bursa Saham Vietnam naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. Hal ini di tengah investor menanti rincian perjanjian perdagangan Amerika Serikat (AS)-Vietnam yang di umumkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu,2 Juli 2025.

AS menerapkan tarif 20% pada barang-barang yang di impor dari Vietnam, sementara negara itu akan mengenakan tarif nol. Hal itu di sampaikan Donald Trump di Truth Social. Hal ini terjadi saat batas waktu penangguhan tarif Trump selama 90 hari semakin dekat, demikian seperti dikutip dari CNBC.

Pergerakan teratas indeks berasal dari sektor bahan dasar dan teknologi hingga Kamis siang waktu Singapura. Di antara saham utama indeks saat ini adalah Saigon Machinery Spare Parts dan Truong Tranh Furniture Corporation masing-masing naik 6,25% dan 6,6%. Saham Vietnam Container Shipping juga bertambah 4,4%.

Bursa Saham Vietnam Meningkat, namun Dong Vietnam Melemah

Nilai tukar dong Vietnam melemah ke rekor terendah 26.195 per dolar setelah kesepakatan dagang dengan AS, menurut data dari LSEG.

Mizuho Securities Head of Macro Research Asia ex-Japan, Vishnu Varathan menuturkan. Meskipun Vietnam mencapai kesepakatan dagang dengan AS yang memicu reli saham AS, optimisme yang sama di antara pasar dan ekonomi Asia bukanlah hal yang pasti.

“Pertama-tama, kesepakatan dengan Vietnam adalah pengingat yang jelas tentang ketidakseimbangan dalam leverage, yang merugikan eksportir Asia,” tulisnya dalam catatan pada Kamis.

“Namun, depresiasi dong Vietnam berpotensi memberikan penyangga untuk tarif 20%,” ia menambahkan.

AS Kenakan Tarif Impor 20% ke Vietnam

Presiden AS Donald Trump mengatakan AS mencapai kesepakatan dagang dengan Vietnam yang mengenakan tarif 20% atas impor-nya

Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu waktu setempat, Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan dagang dengan Vietnam yang mencakup tarif 20% atas impor negara Asia Tenggara itu ke AS.

Trump menyebutkan, kesepakatan itu akan memberi AS akses bebas tarif ke pasar-pasar Vietnam.

Vietnam juga setuju barang-barang akan di kenakan tarif 40%. Jika barang-barang itu berasal dari negara lain dan di pindahkan ke Vietnam untuk pengiriman akhir ke Amerika Serikat.

Proses tersebut, yang di kenal sebagai transshipping, di gunakan untuk menghindari hambatan perdagangan. China, eksportir utama ke AS, di laporkan telah menggunakan Vietnam sebagai pusat transshipment.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours