Bos Nvidia Kini Masuk 10 Besar Orang Terkaya Sejagat

Estimated read time 4 min read

Kekayaan Bos Nvidia , Jensen Huang kini hampir setara dengan miliarder Warren Buffet. Bahkan Jensen Huang bisa saja segera melampaui Warren Buffet yang di juluki ‘Oracle of Omaha’ dalam hal jumlah kekayaan bersih.

Huang yang kini berusia 63 tahun memiliki jumlah kekayaan sebesar USD 142 miliar atau sekitar Rp 2.303 triliun. Yang mencakup kenaikan sebesar USD 27,6 miliar atau Rp 447,71 triliun sejak 1 Januari, menurut perkiraan dari Bloomberg pada Rabu malam, 9 Juli 2025.

Nilai pasar atau kapitalisasi Nvidia sempat melampaui USD 4 triliun atau Rp 64.886 triliun pada Rabu. Menjadikannya perusahaan pertama yang pernah mencapai angka tersebut. Selain itu, harga saham Nvidia naik sekitar 22% sejak awal tahun.

Dalam persaingan ketat industri teknologi untuk menguasai kecerdasan buatan (AI), chip komputer buatan Nvidia menjadi komponen yang sangat berharga bagi para pengembang AI terkemuka.

Saat ini, Nvidia memiliki nilai pasar sebesar USD 4 triliun Menurut analisis dari Loop Capital, Ananda Baruah. Nilai tersebut dapat mencapai puncaknya di angka sekitar USD 6 triliun. Seperti yang dia tuliskan dalam catatan untuk klien pada Rabu lalu, menurut laporan Forbes.

Di lansir dari The Times of India, dengan kenaikan kekayaan terbarunya tersebut. Huang kini masuk ke daftar 10 besar orang terkaya di dunia versi Bloomberg, menggeser posisi pendiri Google, Larry Page. Dan semakin mendekati Warren Buffet dalam peringkat kekayaan.

Kekayaan Buffett

Menurut laporan Bloomberg, kekayaan bersih Bos Nvidia yang di perkirakan mencapai USD 144 miliar atau Rp 2.336 triliun juga mengalami kenaikan sejak 1 Januari, yaitu sebesar USD 2,19 miliar atau Rp 35,53 triliun.

Berkshire Hathaway, perusahaan konglomerasi miliki Buffett, memiliki kinerja baik sepanjang 2025. Harga saham Berkshire Hathaway naik sekitar 5% sejak awal tahun, tetapi karena pertumbuhan Nvidia yang sangat cepat, Huang dapat segera melampaui Buffet dalam daftar orang terkaya di dunia.

Buffet, yang kini berusia 94 tahun juga telah menyumbangkan sebagian dari kekayaannya. Dirinya baru-baru ini menyumbangkan lebih dari USD 60 miliar dari total kekayaannya selama 20 tahun. Dia menilai, angka ini jauh melebihi total kekayaannya pada 2006.

”Jauh lebih besar dari total kekayaan saya pada tahun 2006,” ungkapnya, dalam siaran pers pada 27 Juni lalu.

Menurut laporan Forbes, pada 2006 kekayaan bersih Buffett sebesar USD 46 miliar, dan ia merupakan orang terkaya kedua di dunia setelah Bill Gates, sang pendiri Microsoft.

Risiko Fluktuasi Saham

Namun, tentu saja, kekayaan bersih Huang belum tentu akan melampaui Buffett. Meskipun harga saham Nvidia naik sejak awal tahun, bisnisnya mengalami fluktuasi besar di pasar sepanjang 2025, baik naik maupun turun.

Saham Nvidia anjlok sebesar 17% dalam satu hari pada 27 Januari, setelah muncul laporan bahwa laboratorium AI asal Tiongkok, DeepSeek, menggunakan chip Nvidia versi terbatas (daya atau performanya dikurangi) untuk menjalankan model bahasa terbaru mereka saat itu. Hal ini menyebabkan kepanikan di kalangan investor.

Melansir dari laporan CNBC saat itu, hal tersebut menjadi alasan penurunan nilai saham terbesar dalam sehari terbesar dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat, dengan Nvidia yang kehilangan hampir 600 miliar dollar dari nilai pasarnya (market cap).

Kemudian, saham Nvidia kembali mengalami penurunan sebesar 9% dalam satu hari pada 3 Maret. Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor terhadap Meksiko, negara yang menjadi lokasi sebagian fasilitas produksi Nvidia.

Amerika Serikat juga melarang pengiriman chip kelas atas (chip tercanggih) ke Tiongkok. Yang merupakan pasar terbesar Nvidia di luar Amerika Serikat (pembatasan ekspor) juga dapat memperlambat lonjakan harga saham.

Namun sejak Juni, Nvidia mengalami tren positif di pasar saham Wall Street (Bursa Saham Amerika Serikat), yang mungkin menandakan bahwa kekhawatiran investor mulai mereda, setidaknya untuk sementara waktu.

Kilas Balik Perjalanan Bos Nvidia

Huang mendirikan Nvidia bersama dua insinyur teknologi lain, yaitu Chris Malachowsky dan Curtis Priem pada 1993, ketika Huang berusia 30 tahun. Tidak ada satu pun dari mereka yang pernah menjalankan sebuah perusahaan, tapi hal tersebut justru menjadi keuntungan bagi mereka.

“Kalau kami benar-benar menyadari betapa menyakitkan dan sulitnya memulai perusahaan, betapa rentannya perasaan kita, tantangan yang akan di hadapi, rasa malu, kegagalan, saya rasa tak ada orang yang mau memulai perusahaan,” ungkapnya, dalam podcast “Acquired” yang tayang pada 15 Oktober 2023.

Karena dirinya tidak mengetahui kesulitannya, sebab itulah mereka berani mencoba.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours