Hari pertama Sekolah Rakyat (SR) di sambut keceriaan siswa di Jawa Timur. Mereka datang membawa perlengkapan yang diperlukan untuk tinggal di asrama. Anak laki-laki juga melengkapi diri dengan sarung dan kopiah untuk beribadah. Di Jatim, Sekolah Rakyat dibuka di 19 titik.
Muhammad Riyan, siswa kelas 1 SMP di Kota Probolinggo, mengaku sangat senang mengikuti pendidikan berasrama di Sekolah Rakyat Kota Probolinggo.
Antusiasme menyambut hari pertama pengoperasian Sekolah Rakyat juga di tunjukkan wali murid bernama Sugiarti dan banyak wali murid lain di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sugiarti rela berjalan kaki 3 kilometer untuk mengantar anaknya menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat ini. Sugiarti hanya seorang ibu rumah tangga, sementara suaminya buruh tani yang penghasilannya tak menentu. Mengetahui program Sekolah Rakyat ini, Sugiarti sangat bersyukur dan menyambutnya dengan antusiasme tinggi.
Naik Ambulans Desa ke Sekolah Rakyat
Hari pertama Sekolah Rakyat di Jombang juga disambut sangat antusias. Anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem datang menjinjing tas besar. Mereka datang naik ambulans desa ke lapangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kecamatan Mojoagung, Jombang, Senin (14/7/2025).
Samsul (53) turun lebih dulu. Wajahnya letih, namun matanya menyala. Di belakangnya, Ani (52), istrinya yang penyandang disabilitas, menggamit dua anak perempuan mereka, Nisa (17) dan Jingga (13). Keempatnya menjinjing tas besar—bukan berisi obat atau peralatan medis–melainkan harapan yang di kemas dalam pakaian sederhana.
“Ini bawa baju untuk tinggal di sekolah. Semua gratis, alhamdulillah,” ucap Ani lirih, sembari membetulkan jilbab Nisa.
Dia tampak lebih tenang dari sebelumnya, dari hari-hari saat anak sulungnya terpaksa berhenti sekolah karena tak ada biaya. Kini, anak itu kembali belajar, meski harus memulai ulang dari kelas X.
Di sisi lain, seorang ibu muda bernama Rini (46) terlihat memarkir motor tuanya. Di boncengannya, Sherly (16), anak semata wayangnya. Mereka datang dari Desa Sambirejo, Wonosalam, desa pegunungan yang jauh dari Mojoagung. Mereka telah menunggu sejak Subuh.
“Saya rela anak tinggal di sekolah, biar masa depannya lebih baik,” ujar Rini, buruh tani yang tiap harinya bekerja di ladang orang lain.
Tak hanya di Kabupaten Jombang, di Kabupaten Pacitan, wilayah paling selatan dan barat di Jatim, hari pertama masuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA 23) Pacitan, Senin, di penuhi wajah-wajah penuh harap para siswa dari berbagai desa di Kabupaten Pacitan.
Salah satunya adalah Nadjua Tihta Nadia Wardhani (15), siswi asal Desa Sawahan, Kecamatan Donorojo, yang tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan awal.
Sejak pagi, Nadjua tiba di Gedung Karya Dharma, lingkungan Pendopo Kabupaten Pacitan, yang menjadi lokasi tes kesehatan dan kebugaran sebelum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia datang di temani keluarga yang turut memberikan semangat di hari penting itu.
SUMBER: Liputan6.com
+ There are no comments
Add yours