Beritapatriot – 4 MODUS ‘Walid Lombok’ Lecehkan 10 Santriwati: Penyucian Rahim hingga Bisa Kabulkan Soal Jodoh, Kisah mirip film Walid terjadi di Indonesia.
Dia adalah Ahmad Faisal (60) yang melakukan pelecehan terhadap 10 santriwati.
Ahmad melecehkan para korban dengan modus penyucian rahim.
Kelakuan Ahmad Faisal mirip dengan tokoh Walid di film Malaysia yang sedang viral.
Ahmad Faisal merupakan seorang pimpinan pondok pesantren di Lombok Barat, NTB.
Ia ditetapkan jadi tersangka kasus pelecehan kepada puluhan santriwati oleh Polresta Mataram, pada Kamis (24/4/2025).
Tak hanya melakukan pelecehan, Ahmad Faisal dilaporkan melakukan persetubuhan.
Hal yang mengejutkannya lagi, ternyata aksi bejat Ahmad Faisal sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu.
Kelakuan bejat Ahmad Faisal itu terungkap setelah beberapa santriwati atau korban resmi melaporkannya ke Polresta Mataram beberapa waktu lalu.
Setelah pelaporan itulah terungkap modus yang dilancarkan Ahmad Faisal kepada para korban.
Saat melakukan aksi pelecehan seksual dan persetubuhan kepada korban, ia melancarkan beragam modus.
Pertama, ia menyebut dirinya bisa melakukan penyucian rahim yang berguna agar para santriwati kelak dapat melahirkan seoragn wali.
Modus kedua, Faisal mengiming-imingi para korban yakni kelak bisa dapat pasangan dan keturunan yang baik jika mau di setubuhi olehnya.
Modus ketiga, Faisal mengaku sempat mengajarkan dan mengijazahkan doa kepada para korban sebelum melakukan pelecehan seksual.
Korban Bertambah
Rinciannya korban persetubuhan lima orang dan pencabulan lima orang.
Sementara tiga orang baru saja melapor namun belum teridentifikasi apakah menjadi korban persetubuhan atau pencabulan.
“Hari ini ada tiga (korban) yang membuat laporan, kami belum pastikan (korban pelecehan atau persetubuhan) kata Regi, Kamis (24/5/2025).
Para korban mengaku baru sadar ternyata pimpinan ponpes yang dulu mereka percaya ternyata berbuat bejat.
Para korban pun tersentak saat melihat sosok Walid di film tersebut yang melakukan tindakan asusila terhadap para pengikutnya.
“Karena film Walid ini mereka (para korban) berani speak up,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Mataram, Joko Jumadi.
Pendamping korban, Cucu Purnama Sari mengurai fakta mengejutkan.
Saat melakukan aksi bejatnya, pelaku sering menyebarkan doktrin ke para korban.
Yakni pelaku mengaku wali Allah dan ingin transfer ilmu ke para santri.
Alhasil pelaku pun nekat melecehkan korban dengan dalih ingin transfer ilmu agama.
“Modusnya dia (pelaku) transfer ilmu. Pelaku ini mengaku sebagai waliyullah, dia transfer ilmu. Intinya mah spiritual yang dia iming-imingkan,” ungkap Cucu.
Akhirnya berani melapor, usia para korban kini telah beranjak dewasa.
Namun saat menjadi korban, para korban mengaku umurnya kala itu masih belasan tahun atau usia anak.
“Rata-rata (korban) ini alumni. Tapi pada saat kejadian (usia) korban bervariasi dari SMP sampai SMA korbannya. Bahkan ada yang dari SMP kelas 1 sampai SMA kelas 3
dia dilecehkan oleh pelaku tersebut,” akui Cucu.
+ There are no comments
Add yours