Beritapatriot – SERUNYA Berwisata ke Danau Toba, Ada Cerita Tentang Batu Guru, Perjalanan dari dermaga di Onanrunggu menuju dermaga di sekitarnya menjadi sesuatu yang mengasyikkan.
Berangkat pada pukul 8.00 WIB, kapal kayu dari pelabuhan Onanrunggu akan berlabuh beberapa kali pada dermaga terdekatnya di Kecamatan Onanrunggu sebelum menyeberang menuju Kota Balige.
Di dermaga Onanrunggu, pengunjung dapat melihat aktivitas masyarakat sekitar.
Ada yang berjualan di sekitar dermaga, dan sejumlah masyarakat juga berkesempatan bertemu dengan handai taulan.
Perjalanan dari dermaga di Onanrunggu ke sejumlah dermaga terdekat merupakan bagian dari penjemputan para pengunjung yang akan menyeberang.
Sebelum menuju dermaga terakhir, ada satu batu yang berada di tengah danau.
SERUNYA Berwisata ke Danau Toba, Ada Cerita Tentang Batu Guru
Sebuah bongkahan batu besar yang berukuran sekitar sekitar 50 meter dengan ketinggian dari permukaan air sekitar 5 meter dan ke dalam sekitar 3 meter.
Menurut cerita masyarakat sekitar, pada bagian bawah batu ini tidak menyentuh dasar danau.
Baca juga : Ledakan di Pelabuhan Iran, 115 Orang Luka
Batu besar tersebut ditopang oleh tiga buah batu berukuran sedang.
ritual dan tempatnya mengintai para musuh yang menyerang kawasan sekitar kedudukan batu tersebut.
“Jadi di batu besar itulah ompung kami itu melihat para musuh dan ia pertama sekali yang melawan para musuh yang mau menyerang. Itulah yang kami percayai.
Karena ompung kami ini adalah manusia yang sakti,” ujar masyarakat sekitar Baringin Lumban Raja (63).
Masyarakat sekitar mengakui bahwa batu besar tersebut mengapung di Danau Toba, namun ini jika dilihat mungkin akan tampak biasa saja.
Tidak ada yang istimewa, sama seperti batu pada umumnya. Ternyata, batu ini seringkali dikaitkan dengan hal mistis oleh masyarakat sekitar dan dianggap sakral.
Terkait ketiga batu penopangnya, masyarakat sekitar juga meyakininya sebagai simbol nyata filsafat orang Batak Toba dengan sebutan Dalihan Na Tolu.
Isi dari Dalihan Na Tolu ini adalah Somba Mar Hula-hula (ungkapan sembah atau hormat kepada pihak mempelai perempuan atau paman), E
lek Marboru (sikap membujuk dengan rasa hormat terhadap puteri) dan Manat Mardongan Tubu (rasa hormat terhadap keluarga semarga).
Batu Guru adalah cerita rakyat yang mengisahkan tentang sebuah batu di Danau Toba yang bisa berpindah tempat.
Cerita rakyat ini yang kemudian menjadikan Batu Guru sebagai salah satu destinasi yang menarik minat wisatawan.
Dan, masyarakat masih tetap meyakini sakralitas tempat tersebut
Dengan kehadiran batu tersebut, pengunjung bukan hanya menikmati keindahan Danau Toba namun juga belajar dari masyarakat sekitar soal cerita yang berkembang di tengah masyarakat.
+ There are no comments
Add yours