Perang Dagang Masih Panas, Harga Bitcoin Bakal Makin Melejit

Estimated read time 4 min read

Harga Bitcoin Bakal Makin Melejit – Para pemimpin perusahaan kripto besar termasuk Changpeng Zhao dari Binance dan Arthur Hayes optimis terhadap prospek harga Bitcoin (BTC) tahun ini.

Optimisme tersebut didorong oleh guncangan pada pasar keuangan global yang terjadi akibat kebijakan baru tarif impor Amerika Serikat.

Mengutip Cryptonews, Rabu (30/4/2025) harga Bitcoin telah merosot di tengah kemunduran makro global.

 

Baca Juga: Pramono: Pegawai Pemprov Jakarta Tak Gunakan Transportasi Umum, Bakal Kesulitan Sendiri

 

Harga Bitcoin Bakal Makin Melejit

Ambles sebanyak 14% ke level terendah di bawah USD 75.000 atau Rp1,2 miliar hanya beberapa hari setelah Donald Trump pertama kali mengumumkan tarif impor baru pada 2 April 2025.

Bitcoin kini telah mengembalikan kerugian tersebut setelah Presiden AS Trump menghentikan tarif selama 90 hari, kecuali untuk Tiongkok.

Berikut adalah sederet prediksi harga Bitcoin dari beberapa tokoh kripto terkemuka:

 

Bos Binance Changpeng Zhao Ramal Bitcoin Sentuh Rp 16,7 miliar di 2025

Salah satu pendiri dan mantan CEO Binance, bursa kripto terbesar di dunia, Changpeng Zhao baru-baru ini mengatakan di sebuah acara kripto di Lahore, Pakistan, bahwa Bitcoin diperkirakan akan mencapai USD 1 juta atau setara Rp16,7 miliar.

Namun, Zhao tidak mengungkap waktu pasti kapan lonjakan tersebut akan terjadi.

 

Baca Juga: Razia Mendadak di Rutan Kelas I Medan, Tim Gabungan Sita 6 HP dan Benda Terlarang

 

Pada tahun 2025, Zhao yakin bahwa BTC dapat memecahkan rekor tertinggi sebelumnya sebesar USD 108.000.

Miliarder tersebut memperkirakan bahwa pertumbuhan Bitcoin akan didukung oleh adopsi sejumlah negara karena pemerintah di seluruh dunia, termasuk AS, mulai melihat dan mengakumulasikan kripto acuan sebagai aset cadangan.

 

Kiyosaki: BTC Berada di Posisi Tepat saat Hegemoni Dolar Me

Kiyosaki: BTC Berada di Posisi Tepat saat Hegemoni Dolar Melemah
Kiyosaki: BTC Berada di Posisi Tepat saat Hegemoni Dolar Melemah

Penulis ternama yang dikenal dengan seri buku keuangan Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosak secara rutin membahas bagaimana aset terdesentralisasi seperti Bitcoin akan naik seiring dengan emas dan perak saat dolar AS melemah.

Dalam prediksi terbarunya, Kiyosaki yakin harga Bitcoin akan mencapai USD 180.000 (Rp3 miliar) hingga USD 200.000 (Rp3,3 miliar) pada akhir tahun ini.

Selama dekade berikutnya, ia memperkirakan BTC akan mencapai USD 1 juta (Rp16,7 miliar) emas pada USD 30.000 per ons, dan perak pada USD 3.000.

 

Baca Juga: Gubernur Ahmad Luthfi Kumpulkan 7.810 Kades untuk Mengikuti Sekolah Anti Korupsi Jateng

 

Kepala investasi Bitwise, Matt Hougan

Kepala investasi Bitwise, Matt Hougan baru-baru ini menggandakan prediksinya pada Desember 2024

bahwa Bitcoin akan mencapai USD 200.000 (Rp3,3 miliar) pada akhir tahun 2025.

Hougan, seperti halnya Kiyosaki, meyakini bahwa pelemahan dolar tak bisa dihindari.

Ia menegaskan bahwa pemerintahan Trump menginginkan dolar yang lebih lemah,

meskipun harus mengakhiri perannya sebagai mata uang cadangan dunia—sebuah kondisi yang menurutnya akan menguntungkan bagi Bitcoin.

Hougan juga menyatakan bahwa tarif timbal balik ala Trump dan pelemahan dolar

akan mendorong harga Bitcoin mencapai rekor baru sebesar USD 200.000 pada akhir tahun 2025.

 

Pendiri BitMEX Arthur Hayes

Pendiri BitMEX Arthur Hayes
Pendiri BitMEX Arthur Hayes

 

Salah satu pendiri BitMEX dan kepala investasi Maelstrom, Arthur Hayes menyarankan bahwa Bitcoin dapat memperoleh keuntungan dari perang dagang. Ia mengatakan tarif mengoreksi apa yang ia gambarkan sebagai “ketidakseimbangan global”.

“Rasa sakit” yang dihasilkan akan memaksa Federal Reserve untuk mencetak lebih banyak uang untuk membeli obligasi, dan suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pengeluaran dan mendukung perekonomian.

 

Baca Juga: 6 Ritual Unik Minum Kopi di Berbagai Daerah di Indonesia

 

Menurutnya, semua faktor ini akan menyebabkan lebih banyak modal mencari perlindungan dalam aset safe haven seperti Bitcoin dan emas.

“Bitcoin diperdagangkan semata-mata berdasarkan ekspektasi pasar untuk pasokan fiat di masa mendatang,” tulis Hayes dalam artikel substack yang diterbitkan pada bulan April.

“Jika analisis saya tentang perubahan besar Fed dari pengetatan kuantitatif (QT) ke pelonggaran kuantitatif (QE) untuk obligasi pemerintah benar, maka Bitcoin mencapai titik terendah lokal di USD 76.500 bulan lalu, dan sekarang kita mulai naik ke USD 250.000 pada akhir tahun,” bebernya.

 

Poppe: Meningkatnya Likuiditas Global menjadi Anugerah bagi Bitcoin

Michael van de Poppe, analis kripto sekaligus kepala investasi di dana aset digital MN Fund, menilai bahwa korelasi mata uang kripto dengan indeks likuiditas global akan menentukan puncak harga Bitcoin.

Ia yakin Bitcoin akan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada kuartal kedua tahun ini jika pertumbuhan pasokan uang terus meningkat.

Poppe tidak memberikan angka untuk prediksi Bitcoin Q2-nya tetapi sebelumnya mengatakan harganya bisa mencapai USD 200.000 hingga USD 300.000 pada akhir tahun.

 

Credit: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours