Taylor Swift Menguasai Hak Master Rekaman Musiknya Sendiri

Estimated read time 3 min read

Penyanyi Taylor Swift akhirnya mendapatkan kembali hak master rekaman untuk enam album pertamanya. Menandai pertama kalinya ia memiliki kendali penuh atas seluruh katalog musik yang pernah ia ciptakan, melansir laporan NME.

Dalam surat terbuka kepada penggemarnya yang di rilis pada Kamis (30/5/2025), Taylor Swift mengungkapkan kegembiraannya. “Aku hampir berhenti berpikir bahwa ini akan pernah terjadi, setelah 20 tahun seperti di kejar bayangan dan terus diulur-ulur,” tulisnya. “Tapi sekarang semua itu sudah berlalu. Semua musik yang pernah aku buat… sekarang menjadi milikku.”

Taylor Swift sempat kehilangan hak atas master rekaman enam album pertamanya pada 2019. Setelah manajer musik Scooter Braun melalui perusahaan Ithaca Holdings LLC, membeli label lamanya, Big Machine Label Group. Saat itu, Taylor Swift sudah bergabung dengan Republic Records.

Menanggapi kabar Braun memperoleh hak master rekamannya, Swift menyebut peristiwa itu sebagai “skenario terburuk” dalam sebuah postingan di Tumblr. Ia juga menuduh Braun melakukan “perundungan yang manipulatif dan tanpa henti” terhadapnya. Taylot Swift kemudian mengumumkan rencananya untuk merekam ulang keenam album tersebut agar dapat kembali mengendalikan musiknya sendiri.

Kontroversi ini kembali menjadi sorotan pada akhir 2020 ketika Swift mengonfirmasi bahwa hak kepemilikan master rekaman miliknya di jual kembali untuk kedua kalinya dalam dua tahun.

Braun menjual hak tersebut kepada perusahaan ekuitas swasta Shamrock Holdings dalam kesepakatan senilai 300 juta dolar AS. Saat itu, Taylor Swift menyatakan bahwa master rekamannya “tidak dijual kepadaku”.

Pengumuman Telah Membeli Kembali Hak Master Rekaman

Dalam pengumuman terbarunya, Taylor Swift menyebut telah membeli kembali hak master rekaman termasuk video, film konser, sampul album, foto, dan lagu-lagu yang belum di rilis dari Shamrock.

“Yang paling aku inginkan adalah kesempatan untuk bekerja keras hingga akhirnya bisa membeli musikku sendiri secara penuh tanpa ikatan, tanpa kemitraan, dengan kendali penuh,” ungkapnya.

Taylor Swift juga berterima kasih kepada pihak Shamrock Capital. “Aku akan selamanya berterima kasih kepada semua orang di Shamrock Capital karena menjadi pihak pertama yang menawarkan ini padaku. Cara mereka menangani setiap interaksi dengan jujur, adil, dan penuh rasa hormat sangat berarti bagiku,” tulisnya.

“Ini mungkin hanya transaksi bisnis bagi mereka, tapi mereka benar-benar melihat apa arti musik ini bagiku: semua kenangan, keringat, tulisan tangan, dan mimpi yang telah aku bangun selama puluhan tahun. Aku sangat bersyukur. Mungkin tato pertamaku akan berupa shamrock besar di tengah dahiku,” lanjutnya dengan penuh haru.

Taylor Swift Apresiasi kepada Para Penggemarnya

Taylor Swift pun menyampaikan apresiasi kepada para penggemarnya. “Aku tidak bisa cukup mengucapkan terima kasih karena kalian telah membantu mengembalikan karya seni yang telah aku curahkan seumur hidupku, tapi belum pernah benar-benar kumiliki sampai sekarang,” tulisnya.

Untuk mendapatkan kembali kendali atas musiknya, sekaligus menurunkan nilai investasi Braun, Taylor Swift telah mulai merekam ulang semua albumnya dengan label ‘Taylor’s Version’, sambil menambahkan trek “From the Vault” yang di tulis pada era album asli tetapi sebelumnya tidak di rilis.

Antara 2021 hingga 2023, Swift telah merilis album Fearless (2008), Red (2012), Speak Now (2010), dan 1989 (2014) dalam versi rekaman ulang. Album-album tersebut berhasil meraih miliaran streaming dan memecahkan rekor di Spotify.

Versi rekaman ulang lagunya juga telah digunakan dalam film dan serial TV, termasuk versi terbaru “Look What You Made Me Do” dari album Reputation (2017) yang rekaman ulangnya belum di rilis dan sempat muncul dalam serial terbaru The Handmaid’s Tale pada awal bulan ini.

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours