Harga Bitcoin Kripto Hari Ini 2 Juni 2025

Estimated read time 4 min read

Harga Bitcoin dan Kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Senin (2/6/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat. Bitcoin naik 1,08 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 3,17 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 105.711 per koin atau setara Rp 1,72 miliar

Ethereum (ETH) turut menguat. ETH naik 0,57 persen sehari terakhir dan 0,43 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 41,6 juta per koin.

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,40 persen, tetapi masih melemah 0,60 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,8 juta per koin.

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA melemah 0,17 persen dalam sehari dan 9,13 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 11.216 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali menghijau. SOL naik tipis 0,69 persen dalam sehari, tetapi masih melemah 9,18 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,58 juta per koin.

XRP kembali berada di zona hijau. XRP tumbuh 0,22 persen, tetapi masih melemah 5,82 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini di banderol seharga Rp 35.768 per koin.

Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 0,87 persen, tetapi masih melemah 12,72 persen sepekan. Ini membuat DOGE di perdagangkan di level Rp 3.188 per token.

Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) masih stabil. Harga keduanya masih berada di level USD 1,00, keduanya melemah masing-masing 0,2 persen.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,30 triliun atau setara Rp 55.562 triliun, menguat sekitar 0,61 persen dalam sehari terakhir.

Harga Kripto Bitcoin Sempat Tertekan

Harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level USD 111.900 beberapa waktu lalu. Namun kemudian, saat investor belum sempat berpesta harga Bitcoin terus anjlok dan mengalami tekanan selama beberapa hari.

Harga aset kripto ini tengah berada di titik krusial. Bahkan pada Sabtu (31/5/2025) kemarin, harga Bitcoin menyentuh level USD 103.812 per koin. Turun jauh dari level tertinggi sepanjang masa.

Koreksi ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan jual yang di picu oleh aksi ambil untung dan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi makro global, khususnya inflasi Amerika Serikat dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.

Kapitalisasi pasar kripto global juga mengalami tekanan, tercatat turun lebih dari 1,7% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar aset kripto global saat ini tercatat sebesar USD 3,32 triliun, mengalami penurunan sebesar 1,97% dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan harian mencapai USD 145,13 miliar.

Vice President Indodax Antony Kusuma menjelaskan, fluktuasi seperti ini merupakan bagian alami dari dinamika pasar kripto yang sangat reaktif terhadap sentimen global.

“Ketika harga menyentuh titik tertinggi historis, wajar bila terjadi aksi ambil untung. Namun penting untuk di pahami bahwa koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental Bitcoin.

JD Vance: AS Harus Manfaatkan Bitcoin untuk Saingi China

Sebelumnya, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), J.D. Vance kembali melontarkan pernyataan optimistis terkait industri kripto, terutama Bitcoin (BTC) di negaranya.

Melansir South China Morning Post, Minggu (1/6/2025), Vance menyebutkan bahwa kewaspadaan China terhadap Bitcoin (BTC) dapat mendorong AS untuk membangun keunggulan strategisnya dalam aset digital. Sebagai informasi, perdagangan dan penambangan kripto telah dilarang di China sejak 2021.

Saat Gedung Putih mendorong perombakan kebijakan kripto, Vance mengatakan Bitcoin akan menjadi aset penting secara strategis bagi AS selama dekade berikutnya.

Dalam pidatonya di Konferensi Bitcoin di Las Vegas, Vance memuji perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump pada Maret 2025 yang menciptakan cadangan bitcoin strategis dengan token yang sudah dimiliki oleh pemerintah.

“Republik Rakyat Tiongkok tidak menyukai bitcoin. Nah, kita harus bertanya pada diri sendiri, mengapa demikian? Mengapa musuh terbesar kita adalah penentang Bitcoin, dan jika Tiongkok menjauh dari Bitcoin, maka mungkin Amerika Serikat harus condong ke Bitcoin.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours