PGN Incar Gas – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memperkuat ketersediaan pasokan gas bumi bagi pelanggan di seluruh sektor. Maka dengan memanfaatan gas bumi Wilayah Kerja (WK) domestik seperti Blok Migas Tungkal.
Maka direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan, dalam menjajaki potensi gas bumi dari WK Tungkal, PGN telah menjalankan kerja sama dengan operator WK Tungkal MontD’or Oil Tungkal Limited (MOTL).
Selain itu, PGN juga menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam jalannya kerja sama agar mendapatkan solusi terbaik dalam pemanfaatan WK Tungkal yang di kelola oleh MOTL. “PGN tertarik menyerap gas bumi dari WK Tungkal sebagai upaya untuk memperkuat pasokan gas bagi pelanggan,” kata Ratih, Jumat (9/5/2025).
Perkiraan volume potensial yang dapat di kelola dari WK Tungkal sekitar 3 – 8 MMSCFD. Lokasi WK Tungkal yang berada di Jambi (Wilayah Sumatera Bagian Tengah) memungkinkan untuk di integrasikan dengan infrastruktur eksisting PGN yang membentang di Pulau Sumatera.
Sebagai contoh, “Skema penyaluran gas seperti detail teknis, komersial beserta tindakan lainnya, akan di koordinasikan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” jelas Ratih.
Dan PGN menegaskan komitmen untuk aktif dalam memperkuat pasokan gas bumi domestik. Dengan mendatangkan pasokan dari berbagai sumber gas pipa maupun non pipa berupa LNG.
Selain itu, langkah ini di lakukan dalam rangka memastikan keberlanjutan pasokan gas bumi terus terjaga, khususnya untuk mendukung daya saing industri nasional.
Dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama pemanfaatan WK Tungkal sebagai sumber pasokan gas pipa di laksanakan oleh Direktur Komersial PGN. Ratih Esti Prihatini, dan General Manager MOTL Hendra Jaya, pada Jumat, (9/5/2025).
PGN Incar Gas LNG Tangguh Pasok Kebutuhan Gas Industri dan Listrik

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memenuhi kebutuhan gas untuk sektor industri dan kelistrikan. Dengan menerima tambahan Liquefied Natural Gas (LNG) sebesar 130.000 m³ dari Lapangan Tangguh. Hal ini juag menjadi upaya untuk memperkuat ketahanan pasokan gas nasional.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman mengatakan tantangan pasokan energi saat ini mendorong PGN untuk memanfaatkan hasil produksi gas LNG dalam negeri.
Setelah, Melalui integrasi infrastruktur hulu dan hilir menjadi solusi yang fleksibel dan efisien, seiring dengan tren pertumbuhan kebutuhan gas bumi pelanggan.
Di tengah kondisi keterbatasan pasokan gas akibat penurunan produksi dari beberapa lapangan hulu di wilayah Jawa dan Sumatera. Pemanfaatan LNG menjadi pilihan strategis yang adaptif
“PGN terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk keberlanjutan pasokan gas bumi bagi seluruh sektor pelanggan. Di tengah transisi energi. Kami berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus berkontribusi terhadap target Net Zero Emissions (NZE),” kata Fajriyah, Rabu (7/5/2025).
Menurut Fajriyah, kargo LNG dari Tangguh tersebut di regasifikasi melalui Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung. Proses bongkar muat LNG secara ship-to-ship (STS) dari Terminal LNG Tangguh Papua ke FSRU Lampung pada 25 – 27 April 2025.
“Atas kerja sama dengan berbagai pihak, ketahanan pasokan dapat berjalan berkelanjutan. FSRU Lampung sebagai salah satu infrastruktur midstream, menjadi kekuatan penting PGN dalam menjaga keandalan layanan pemenuhan kebutuhan energi. Dan khususnya untuk menjangkau sektor industri dan kelistrikan,” tuturnya.
Maka sejak awal tahun, FSRU Lampung telah menerima delapan kargo LNG atau setara dengan 742.000 m³, menjadikannya penghubung vital. Dan, Pasokan energi non-pipa ke pelanggan di wilayah Sumatera dan Jawa.
Selain itu, fasilitas LNG Arun juga menerima satu kargo untuk mendukung pasokan di Sumatera Utara.
PGN Incar Gas, Indonesia Mau Tambah Impor Migas dari AS, Kecuali LNG

Oleh karna itu pemerintah Indonesia berencana menambah impor sejumlah komoditas minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat dalam negosiasi tarif. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tak akan mengimpor gas alam cair (LNG) dari AS.
Di ketahui, negosiasi soal tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump masih terus berjalan. Di sektor ESDM, Bahlil membuka peluang ada impor minyak mentah, LPG, hingga BBM dari Negeri Paman Sam.
“Yang kami susun adalah terkait dengan urusan defisit neraca perdagangan kita. Yang kaitannya dengan itu Indonesia harus mengimpor beberapa komoditas seperti LPG, BBM, dan crude (minyak mentah). Dan itu nilainya kurang lebih sekitar 10 miliar USD,” kata Bahlil. Di temui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Dalam hitungan pemerintah Indonesia, AS defisit neraca perdagangan sebesar USD 14,6 miliar. Namun pemerintah AS mengklaim defisitnya sebesar 17,9 miliar.
Selain itu bahlil bilang Indonesia juga akan mengimpor beberapa barang modal asal AS. Terutama bahan kebutuhan pembangunan fasilitas pemurnian atau pengolahan minyak mentah.
“Selain itu yang juga kita lakukan adalah pembelian terhadap beberapa barang modal yang ada dari Amerika Serikat. Untuk melakukan pembangunan refinery. Bagian daripada hilirisasi ke depan Itu kurang lebih sekitar 8-10 miliar USD,” tuturnya.
Sumber : Liputan6
+ There are no comments
Add yours