Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten peritel dan distributor PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) mengungkapkan masyarakat segmen menengah atas enggan untuk belanja. Direktur ERAA, Patrick Adhiatmadja mengatakan para orang kaya tidak mengalami penurunan pendapatan, di tengah maraknya fenomena kelas menengah turun.
Namun, kepercayaan konsumen segmen menengah atas menurun. Sehingga, mereka cenderung melakukan pembelian berencana dan menghindari pembelian impulsif.
Baca juga: Timnas Indonesia Kalah di Jepang dengan Skor 6-0, Garuda Nusantara Tetap Berpeluang Lolos Piala Dunia 2026
“Yang dia kurangi adalah pembelian impulsif. Ketika dia jalan-jalan di mal, ada tulisan discount up to 20% misalnya, mungkin dia akan lewatin itu, karena itu tidak dalam rencana di benak kepala dia. Itu adalah behavior di kelas menengah atas,” ujar Patrick dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (10/6/2025).
Menurutnya, orang tajir mengerem belanja impulsif karena khawatir terhadap keberlanjutan kondisi keuangan mereka ke depannya.
Meski demikian, Patrick menyebut dampak fenomena daya beli melemah secara keseluruhan tidak terlalu terasa oleh Erajaya.
Kendati begitu, peritel tersebut memutuskan untuk menahan ekspansi dengan penambahan jaringan ritel. Bahkan, belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan turun 8,7% secara tahunan atau year on year (yoy) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Patrick menerangkan penurunan itu tidak terlepas dari perekonomian baik lokal maupun global. Ia memperkirakan Erajaya baru akan membuka toko lagi pada kuartal III atau kuartal IV tahun ini.
“Kami menganggap tahun ini adalah sebenarnya tahun untuk ancang-ancang untuk 2026. Artinya keadaan makroekonominya diharapkan membaik di 2026, kita ancang-ancangnya di 2025. Artinya pembukaan toko mungkin kita mundurkan di kuartal III, kuartal IV tahun ini, sehingga di 2026 impactnya akan bisa full year, itu harapan kami,” ungkapnya.
Patrick mengakui perusahaan ritel dan distributor itu tak terelakkan dari perlambatan pertumbuhan industri retail nasional. Belum lagi dengan adanya gonjang-ganjing perang dagang global yang terjadi di kuartal I-2025.
+ There are no comments
Add yours