Divonis Hukuman Mati Akibat Korupsi – Pengadilan China menjatuhkan hukuman mati dengan masa percobaan kepada Zhao Weiguo, mantan pemimpin perusahaan teknologi milik negara, Tsinghua Unigroup, pada Rabu (14/5/2025).
Otoritas resmi mulai menyelidiki Zhao pada 2022 dan secara resmi mendakwanya atas tuduhan korupsi pada 2023, seperti dilaporkan CNA.
Pemerintah China terus mendorong industri semikonduktor untuk meningkatkan kemandirian nasional, karena teknologi ini digunakan dalam berbagai perangkat seperti televisi, senjata, dan superkomputer.
Pemerintah juga memperkuat upaya tersebut karena semikonduktor menjadi isu utama dalam ketegangan perdagangan antara China dan negara-negara seperti Amerika Serikat.
Zhao Divonis Hukuman Mati Akibat Korupsi
Tsinghua Unigroup berhasil menjadi salah satu produsen chip terkemuka di China setelah melakukan serangkaian akuisisi, namun di bawah kepemimpinan Zhao, perusahaan menumpuk utang dalam jumlah besar.
Pada 2020, perusahaan ini gagal melunasi beberapa obligasi, yang kemudian memicu proses restrukturisasi yang kompleks dan mengakibatkan perubahan kepemilikan.
Bayar Denda

Menurut siaran televisi pemerintah, CCTV, Pengadilan Rakyat Menengah Kota Jilin di Provinsi Jilin pada Rabu
menyatakan Zhao bersalah atas tindakan korupsi dalam skala besar, mencari keuntungan secara ilegal, dan secara sengaja merugikan kepentingan perusahaan terbuka.
Pengadilan menjatuhkan hukuman mati dengan masa percobaan dua tahun kepada Zhao, mencabut hak politiknya seumur hidup, dan memerintahkan dia menyerahkan seluruh aset pribadinya.
Pengadilan juga mewajibkan Zhao membayar denda sebesar 12 juta yuan.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Bola Tanggal 14 – 15 Mei 2025 by Patriot88
Hukuman Mati Ditunda Karena Kooperatif
Pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Zhao, lulusan Universitas Tsinghua yang bergengsi di Beijing dan kini berusia akhir 50-an, karena kasus korupsi yang melibatkan aset negara.
Dia mulai bekerja pada tahun 1993 di Tsinghua Unigroup, perusahaan yang memiliki hubungan sejarah dengan universitas tersebut.
Seiring waktu, Zhao naik jabatan secara bertahap dan menjabat sebagai pemimpin perusahaan sejak tahun 2009 hingga saat penyelidikannya berlangsung.
Menurut laporan CCTV, pengadilan menyatakan bahwa Zhao dan kaki tangannya memanfaatkan posisi mereka untuk membeli properti milik perusahaan dengan harga sangat murah.
Zhao merugikan negara lebih dari 890 juta
Tindakan mereka mengakibatkan penguasaan ilegal atas aset negara senilai 470 juta yuan.
Selain itu, Zhao merugikan negara lebih dari 890 juta yuan dengan membeli jasa dari perusahaan milik kaki tangannya menggunakan harga jauh di atas nilai pasar.
“(Zhao) menggelapkan sejumlah uang yang sangat besar dan menyebabkan kerugian yang sangat serius bagi kepentingan nasional, sehingga harus dijatuhi hukuman mati,” ungkap pengadilan.
“Namun, pelaksanaan hukuman tidak akan langsung dilakukan karena Zhao bekerja sama dengan jaksa dan mengembalikan uang yang diperolehnya secara tidak sah.”
Credit: Liputan6.com
+ There are no comments
Add yours