Thailand dan Kamboja Akan Bertemu di Malaysia

Estimated read time 4 min read

Para pemimpin Thailand dan Kamboja akan bertemu di Malaysia untuk membahas upaya mengakhiri permusuhan. Demikian di sampaikan juru bicara kantor Perdana Menteri Thailand.

Pertemuan ini berlangsung setelah adanya tekanan dari Presiden Donald Trump untuk mengakhiri sengketa perbatasan mematikan. Dan telah menewaskan sedikitnya 35 orang serta menyebabkan lebih dari 218.000 orang mengungsi.

Jirayu Huangsap mengatakan bahwa Pelaksana Tugas Perdana Menteri (PM) Phumtham Wechayachai akan menghadiri pertemuan. Sebagai tanggapan atas undangan dari PM Malaysia Anwar Ibrahim untuk membahas upaya perdamaian di kawasan. Anwar bertindak dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN.

PM Kamboja Hun Manet pada Minggu malam lewat sejumlah platform media sosial mengonfirmasi keikutsertaannya juga.

China adalah sekutu dekat Kamboja dan sejak awal pertempuran telah menyerukan kepada kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai. Namun pernyataan Hun Manet tampaknya menjadi yang pertama kali menyebut adanya keterlibatan China dalam rencana pertemuan pada Senin.

Trump menulis di jejaring sosial Truth Social bahwa dia telah berbicara dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja. Dan menyatakan tidak akan melanjutkan negosiasi perdagangan dengan kedua negara jika permusuhan terus berlanjut. Presiden AS itu baru-baru ini mengumumkan tarif sebesar 36 persen terhadap sebagian besar ekspor dari kedua negara, yang mulai berlaku pada 1 Agustus.

PM Hun Manet pada Minggu mengatakan bahwa negaranya sepakat untuk mengejar gencatan senjata segera dan tanpa syarat. Dia mengatakan Trump memberitahunya bahwa Thailand juga telah sepakat untuk menghentikan serangan menyusul pembicaraan Trump dengan PM Phumtham.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand, Phumtham berterima kasih kepada Trump. Dan mengklarifikasi posisi Thailand dengan mengatakan pihaknya menyetujui gencatan senjata secara prinsip, namun menekankan perlunya niat tulus dari Kamboja.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Tammy Bruce pada Minggu pula mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah berbicara dengan menteri luar negeri Thailand dan Kamboja, mendesak mereka untuk segera meredakan ketegangan dan menyepakati gencatan senjata.

Saling Tuduh Thailand dan Kamboja

Bentrokan bersenjata terbaru antara Thailand dan Kamboja terjadi pada Kamis setelah sebuah ranjau darat meledak di perbatasan dan melukai lima tentara Thailand. Kedua pihak saling menyalahkan atas awal mula bentrokan. Kedua negara telah menarik pulang duta besarnya masing-masing dan Thailand menutup seluruh pos perbatasannya dengan Kamboja. Kecuali untuk pekerja migran Kamboja yang pulang ke rumah.

Meski upaya di plomatik telah di lakukan, pertempuran masih berlanjut pada Minggu di sejumlah bagian wilayah perbatasan yang di sengketakan. Dengan kedua belah pihak bersikeras tidak mundur dan saling menuding atas tembakan artileri yang kembali terjadi serta pergerakan pasukan.

Wakil juru bicara angkatan darat Thailand Kolonel Richa Suksowanont mengaku pasukan Kamboja menembakkan artileri ke Provinsi Surin. Termasuk ke rumah-rumah warga sipil, pada Minggu pagi. Dia menuturkan Kamboja juga melancarkan serangan roket yang menargetkan Kuil Ta Muen Thom. Yang diklaim oleh kedua negara, serta area lain dalam upaya merebut kembali wilayah yang sebelumnya berhasil di amankan oleh pasukan Thailand. Pasukan Thailand membalas dengan artileri jarak jauh untuk menghantam artileri dan peluncur roket milik Kamboja.

Suksowanont menegaskan, operasi militer di medan tempur akan terus berlanjut dan gencatan senjata hanya dapat terjadi jika Kamboja secara resmi memulai perundingan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Letjen Maly Socheata menuduh pasukan Thailand meningkatkan kekerasan dengan membombardir wilayah Kamboja pada Minggu pagi, di ikuti oleh penyerbuan besar-besaran yang melibatkan tank dan pasukan darat di berbagai wilayah.

“Tindakan seperti ini merusak semua upaya menuju resolusi damai dan menunjukkan dengan jelas niat Thailand untuk meningkatkan, bukan meredakan, konflik,” sebut dia.

Korban Bertambah

Thailand pada Minggu melaporkan satu kematian baru dari seorang tentara, menjadikan total korban tewas di pihak Thailand menjadi 22 orang, di mana sebagian besar warga sipil. Kamboja melaporkan 13 korban tewas, namun belum dapat di pastikan apakah angka tersebut sudah termasuk Letjen Duong Samnieng, yang di umumkan meninggal dalam pertempuran pada Minggu.

Lebih dari 139.000 orang di Thailand telah di evakuasi ke tempat aman dan lebih dari 79.000 orang melarikan diri dari tiga provinsi di Kamboja. Banyak desa di perbatasan sebagian besar sudah kosong, dengan banyak sekolah dan rumah sakit ditutup.

Sengketa wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja, sudah berlangsung lama dan berakar sejak awal Abad ke-20, yakni era kolonial Prancis.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours