Badan Geologi Sebut Gempa Bumi Intraslab

Estimated read time 3 min read

Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi berkekuatan M5,3 pada kedalaman 30 km di laut sekitar 107 km ke arah Baratlaut dari Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Senin (14/7/2025) pukul 12.39 WIB akibat adanya intraslab.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, berdasarkan parameter sumber gempa bumi di jelaskan kejadian gempa bumi tersebut di sebabkan oleh patahan naik berarah Baratlaut – Tenggara pada Lempeng Laut Maluku yang menunjam ke bawah Lempeng Halmahera.

Wafid menjelaskan wilayah di sekitar pusat gempa tergolong ke dalam Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi rendah sampai tinggi.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena tidak menyebabkan deformasi signifikan di permukaan dasar laut.

“Masyarakat di imbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” kata Wafid.

Wafid menambahkan masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi. Masyarakat juga di imbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi.

Wafid meminta usai terjadinya gema bumi, masyarakat menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.

Selain itu, Kejadian gempa bumi ini di perkirakan tidak di ikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran.

Untuk bangunan di daerah rawan gempa bumi di harapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa. Guna menghindari risiko kerusakan, serta di lengkapi dengan jalur evakuasi.

Kajian Teknis Badan Geologi

Selain itu, Wafid menerangkan pusat gempa bumi berada di laut dengan morfologi pulau-pulau di sekitarnya yang bervariasi, yaitu mulai dari dataran, berombak, bergelombang, perbukitan, pegunungan, hingga gunungapi.

Wilayah tersebut tersusun atas aneka ragam jenis batuan dan umur, yaitu batuan ultramafik, malihan, dan karbonat berumur Pratersier.

“Ditambah batuan sedimen, vulkanik, dan karbonat berumur Tersier serta batuan vulkanik, karbonat, dan endapan berumur Kuarter,” tutur Wafid.

Untuk kekerasan batuan permukaan di pengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi.

“Wilayah di sekitar pusat gempa bumi di klasifikasikan ke dalam kelas tanah kelas B (batuan), kelas C (batuan lunak atau tanah sangat padat), kelas D (tanah sedang), dan kelas E (tanah lunak),” terang Wafid.

Maka, Kejadian gempa bumi tersebut terekam pula oleh dua stasiun geologi luar negeri. Menurut informasi dari The United States Geological Survei (USGS) di Amerika Serikat. Pusat gempa berada pada koordinat 1,336°LU – 126,502°BT, dengan magnitudo M5,2 pada kedalaman 47,1 km.

Dari data GeoForschungsZentrum (GFZ) di Jerman, menunjukan bahwa pusat gempa berada pada koordinat 1,31°LU – 126,54°BT. Dan, dengan magnitudo M5,21 pada kedalaman 10 km.

 

SUMBER: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours