Serba-serbi Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Estimated read time 4 min read

Perayaan Waisak di Candi Borobudur – Perayaan Waisak 2569 BE/2025 M akan diperingati pada 12 Mei 2025. Seperti tahun-tahun sebelumnya, puncak perayaan Waisak akan diselenggarakan di Candi Borobudur.

Waisak menjadi momen penting bagi umat Buddha untuk merayakan peristiwa kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha. Sebagai candi Buddha terbesar di dunia, setiap tahunnya Candi Borobudur menjadi lokasi puncak perayaan Waisak di Indonesia. Mengutip dari laman Kemenpar RI, berikut serba-serbi perayaan Waisak di Candi Borobudur:

 

Baca Juga: Duh, 13 Pekerja Warung Remang-Remang di Ponorogo Positif HIV

 

Perayaan Waisak di Candi Borobudur

1. Sudah Ada Sejak 1929

sudah dilakukan sejak 1929. Candi ini menjadi salah satu peninggalan termasyhur dari Kerajaan Medang yang sudah berdiri sejak abad 8-9 Masehi.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur diinisiasi oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda. Perayaan ini sempat terhenti pada era perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada 1953, perayaan Waisak di Candi Borobudur kembali diadakan. Pada 1973, pemugaran Candi Borobudur membuat perayaan Waisak dialihkan ke Candi Mendut untuk sementara waktu.

 

Baca Juga: Natalius Pigai Dukung Kebijakan Kirim Siswa Nakal ke Barak: Pendidikan Bagus

 

2. Diawali dengan Pengambilan Api Dharma dan Air Suci

Meski acara puncak digelar di Candi Borobudur, tetapi prosesi rangkaian acaranya diawali dengan pengambilan Api Dharma dan Air Suci. Pengambilan Api Dharma dilakukan di Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sementara pengambilan Air Suci dilakukan di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Api Dharma melambangkan semangat untuk menerangi dan mengobarkan perbuatan baik bagi semua orang. Adapun Air Suci melambangkan kemurnian agar umat mampu berpikir dan berhati murni, jernih, sekaligus tenang.

Selanjutnya, Api Dharma dan Air Suci dibawa ke Candi Mendut untuk disakralkan sebagai bagian dari prosesi perayaan Waisak. Setelahnya dilakukan kirab ke Candi Borobudur untuk melaksanakan puncak prosesi Waisak.

 

Baca Juga: 2 Terdakwa Vonis Bebas Ronald Tannur Minta Jalani Masa Tahanan di Daerah, Ini Respons Hakim

 

Thudong

3. Ritual Thudong Sejauh 2.500 km dari Thailand ke Indonesia

diikuti oleh puluhan biksu. Mereka melakukan ritual thudong sejauh 2.500 km dari Thailand menuju Indonesia.

Ritual thudong adalah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh bhante atau biksu. Ritual ini dilakukan dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer sebagai bentuk penerapan nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan ketabahan.

Selama ritual, para biksu hanya membawa dua jubah, obat-obatan, perbekalan secukupnya, dan tenda. Sebagai bentuk pengendalian diri dalam menerapkan dharma tertinggi dari ajaran Sang Buddha, mereka tidak membawa uang dan barang berharga.

 

Baca Juga: Hasil MotoGP Prancis 2025: Asapi Fabio Quartararo, Marc Marquez Cetak Rekor Tercepat di Latihan

 

Tahun ini, ritual thudong Waisak 2025 diawali di Bangkok pada Kamis (6/2/2025). Mereka dijadwalkan tiba di Candi Borobudur pada Sabtu (10/5/2025).

4. Umat Buddha dari Berbagai Penjuru Dunia Berkumpul

Ritual thudong menjadi salah satu bukti bahwa perayaan Waisak di Candi Borobudur tak hanya diikuti oleh umat Buddha di Indonesia. Perayaan ini akan diikuti oleh umat Buddha dari berbagai penjuru dunia, khususnya Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Thailand, dan Myanmar).

 

Baca Juga: Jadwal Lengkap Paus Leo XIV Usai Terpilih

 

5. Ditutup dengan Festival Lampion Waisak

Sebagai puncak dan penutup acara, akan digelar Festival Lampion Waisak Borobudur. Tak hanya oleh umat Buddha, festival ini juga menjadi momen puncak yang paling ditunggu oleh wisatawan.

Umat Buddha akan menerbangkan lampion ke langit yang menjadi simbol harapan, pencerahan, dan kedamaian. Acara dimulai dengan meditasi dan dilanjutkan dengan menuliskan doa dan harapan yang ditempelkan pada lampion.

Selanjutnya, lampion akan dinyalakan dan diterbangkan bersama-sama. Lampion yang digunakan dibuat dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mudah terurai, sehingga aman digunakan. Total, akan ada 2.569 lampion yang akan diterbangkan.

 

Baca Juga: Dedi Mulyadi ‘Ancam’ Jemput Anak Malas Sekolah untuk Dikirim ke Barak Militer

 

Detik-Detik Waisak di Candi Borobudur

6. Detik-Detik Waisak Hanya Diperingati di Indonesia

Hal menarik lainnya dari perayaan Waisak di Candi Borobudur adalah ternyata peringatan detik-detik Waisak hanya diperingati di Indonesia. Hal ini karena umat Buddha di negara lain menggunakan penanggalan dengan sistem kalender masehi, sedangkan di Indonesia mengikuti bulan purnama di bulan Vesak.

Hal ini karena masyarakat Indonesia masih sangat dipengaruhi tradisi purnama di Bali, sehingga penentuan Waisak menjadi sangat detail. Detik-detik Waisak menjadi bukti bahwa umat Buddha sangat teliti dalam menentukan momen penting dalam kehidupan beragama.

7. Perayaan Waisak Jadi Hari Libur Nasional Mulai 1983

Perayaan Waisak baru menjadi hari libur nasional pada 1983. Pada 19 Januari 1983, Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres No.3 Tahun 1983 tentang penetapan Hari Raya Waisak sebagai Hari Libur Nasional.

Penulis: Resla

 

Credit: Liputan6.com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours