Kemenag Kaji Wacana Haji Jalur Laut, Nostalgia atau Solusi Masa Depan?

Estimated read time 3 min read

beritapatrito – Kemenag Kaji Wacana Haji Jalur Laut, Nostalgia atau Solusi Masa Depan?

Wacana pemberangkatan ibadah haji dan umrah menggunakan kapal laut kembali mengemuka. Namun, ide yang terdengar nostalgis ini ternyata di hadapkan pada sejumlah tantangan besar, mulai dari waktu tempuh yang bisa berbulan-bulan hingga efisiensi biaya yang masih jadi pertanyaan.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengakui bahwa gagasan ini tengah di jajaki bersama otoritas Arab Saudi. Namun, ia juga menekankan perlunya kajian yang sangat mendalam sebelum wacana ini bisa di realisasikan.

Kemenag Kaji Wacana Haji Jalur Laut, Nostalgia atau Solusi Masa Depan?

“Sudah lama di wacanakan itu, tapi Malaysia kayaknya lebih agresif. Kita masih perlu banyak pertimbangan. Pertama dari segi waktu, karena sangat lama,” ujar Nasaruddin di Jakarta, di lansir Antara, Kamis (10/7/2025).

baca juga : Chikita Meidy Gugat Cerai Indra Adhitya, di Tengah Huru-Hara Saling Tuding

Menag mengingatkan pada sejarah perjalanan haji via laut di masa lalu yang bisa memakan waktu hingga empat bulan. Meskipun kapal modern lebih cepat, efisiensi waktu tetap menjadi kendala utama bagi jamaah Indonesia.

“Sekarang mungkin kapalnya lebih cepat. Jalur laut itu memang ada, tapi lebih cocok untuk negara-negara yang jaraknya lebih dekat, seperti Mesir. Kalau kita kan jauh, jadi perlu di hitung ulang,” kata dia.

Kenyataan di lapangan, menurut Menag, juga belum mendukung. Sejumlah perusahaan yang menawarkan konsep ini ternyata belum memiliki armada kapal sendiri.

“Banyak sih perusahaan yang pernah datang ke kantor, mempresentasikan konsep itu. Tapi mereka juga belum punya kapal sendiri,” katanya.

Kemenhub Sebut Banyak PR

Suara senada datang dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pihaknya menegaskan bahwa rencana ini membutuhkan kajian yang komprehensif dan tidak bisa di lakukan secara terburu-buru.

“Untuk itu (rencana kebijakan pemberangkatan ibadah umrah dan haji Indonesia melalui moda transportasi laut) di butuhkan kajian komprehensif,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Ernita Titis Dewi, di Jakarta, Jumat.

Kemenhub menyoroti sejumlah pekerjaan rumah yang harus di selesaikan, antara lain:

Kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan.

Keterbatasan armada kapal yang tersedia.

Kajian biaya, apakah benar bisa lebih terjangkau dari pesawat.

Durasi perjalanan yang sangat lama dan pengaruhnya pada kenyamanan jamaah.

“Selain itu juga aspek sarananya, terkait kapal yang tersedia saat ini, juga hal ini terkait apakah biaya transportasi terjangkau dan pangsa pasar yang ada karena menggunakan kapal tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama,” ujarnya.

Meski penuh tantangan, pemerintah tetap membuka peluang. Menag Nasaruddin menyebut jika semua infrastruktur dan persyaratan terpenuhi, opsi ini bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

“Di gagas ke depan kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat-pejabat di Saudi Arabia,” ujar Menteri Agama.

credit :Bangun SantosoSuara.Com

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

+ There are no comments

Add yours