Indonesia dinilai punya potensi untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi lebih besar, sekitar 6-7 persen secara konsisten. Meski, saat ini Indonesia sudah mencatatkan pertumbuhan konsisten sekitar 5 persen.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten di 5 persen untuk tahun 2023 dan 2024.
“Indonesia ke depan harus melakukan transformasi ekonomi, pertumbuhannya tidak cukup di 5 persen tetapi perlu di 6-7 persen,” kata dia dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Menurutnya, salah satu yang bisa menopang adalah potensi bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia.
Baca Juga : Didukung Jokowi ā SBY, Elektabilitas Prabowo Semakin Menguat Hadapi Pilpres 2024
“Kita mempunyai yang namanya demografi bonus momentum dan demografi bonus ini harus kita jaga dengan demografi bonus yang produktif. Nah tentu kita berharap bahwa kita bisa berproduksi dengan output yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt, menilai Indonesia harus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat dengan terus mendorong arus masuk penanaman modal asing (PMA) yang tinggi. Indonesia juga harus memanfaatkan kekuatan transformatif digital, dan mencapainya sembari berkomitmen pada ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon.
Menurutnya, pertumbuhan arus masuk PMA mencerminkan daya tarik Indonesia yang semakin meningkat bagi investor global.
āSangat menggembirakan melihat investasi mengalir ke sektor-sektor yang memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar Francois.
Meskipun pertumbuhan arus masuk investasi ke Indonesia mungkin terlihat normal, data HSBC menunjukkan dua tren mendasar yang penting. Pertama adalah bahwa Indonesia secara tak langsung meraih keuntungan besar dalam pangsa pasar PMA global. Kedua, Indonesia semakin dipilih sebagai tujuan investasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
PMA Mengalir ke ASEAN

Pada acara yang sama, Kepala Ekonom Asia dan Co-head Global Research Asia HSBC Global Research Frederic Neumann, menilai penanaman modal asing akan terus mengalir ke Asia. ASEAN menjadi titik fokus, dan Indonesia sebagai target utama para investor agar bisa berekspansi di kawasan ini.
“Peningkatan investasi Tiongkok di ASEAN, yang didorong meningkatnya persaingan upah, semakin memperkuat daya tarik kawasan ini bagi para investor,” kata dia.
Apalagi, Indonesia punya keunggulan yang signifikan dalam jumlah penduduk usia kerja yang besar. Keunggulan tenaga kerja Indonesia menarik bagi bisnis yang ingin melakukan ekspansi. Meningkatnya jumlah populasi dewasa di Indonesia dengan kekayaan lebih dari 250.000 dolar AS atau kurang lebih Rp 3,9 miliar, menunjukkan adanya pertumbuhan kelas menengah.
“Ini menjadi indikasi Indonesia punya basis konsumen yang menguntungkan bagi usaha domestik dan internasional,” papar dia.
Credit : Liputan6.com
[…] […]
[…] […]