TKN Prabowo-Gibran Jawab Dugaan Pelanggaran Kampanye di Maluku

Estimated read time 2 min read

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menegaskan bahwa silaturahmi yang dilakukan oleh calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka dengan Raja se-Maluku masih dalam konteks mendengar aspirasi dari tokoh-tokoh adat daerah. Dia pun mengimbau semua pihak agar menghargai konteks adat istiadat tersebut.

“Ada petuah Jawa yang menyatakan ‘deso mowo coro, negoro mowo toto’. Artinya setiap wilayah memiliki cara dan adat istiadat-nya masing-masing. Ini harus dihargai,” tutur Nusron kepada wartawan, Minggu (14/1/2024).

“Yang namanya Raja itu pemimpin adat. Dalam konteks silaturahmi di Maluku, para Raja itu hadir sebagai pemimpin adat. Tolong jangan dicampurkan dengan hal lain,” sambungnya.

Menurut Nusron, konteks adat istiadat ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, terutama untuk wilayah Maluku.

“Sejak dulu, Maluku dikenal sebagai negeri Para Raja. Bahkan sebelum adanya pembagian wilayah jadi desa-desa. Kalau Raja hanya dianggap sebagai kepala desa, berati tidak menghargai local wisdom, tidak menghargai adat istiadat setempat,” jelas dia.

Nusron mengatakan, dalam silaturahmi yang dilakukan di Swiss-Bell Hotel pada Senin 8 Januari 2024 itu, tidak ada sama sekali dilakukan pembahasan terkait kebijakan ataupun dukungan yang menyangkut desa.

“Para Raja juga bertemu dalam kapasitasnya sebagai raja adat. Bicara tentang kearifan lokal Maluku, tentang keterwakilan suku Maluku dalam pembangunan Indonesia, serta permasalahan hak adat. Itu yang dibicarakan,” ungkapnya.

“Kalaupun ada pernyataan dukungan setelahnya, itu juga adalah sebagai Raja dalam konteks adat Maluku. Sekali lagi tolong dihargai adat istiadat setempat, hargai adat istiadat di Maluku,” Nusron menandaskan.

Prabowo-Gibran

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Lebih Banyak Dari Penulis

2Comments

Add yours

+ Leave a Comment