PPT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mengumumkan rencana pembagian dividen tunai sebesar Rp 481,26 miliar atau sekitar Rp 32 per saham. Rencana aksi itu sesuai dengan hasil RUPS Tahunan tanggal 8 Mei 2025.
Pembagian dividen mengacu pada data keuangan perseroan tahun buku 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat di atribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,56 triliun. Bersamaan dengan itu, saldo laba di tahan yang tidak di batasi penggunaannya tercatat sebesar Rp 9,27 triliun dengan total ekuitas Rp 10,18 triliun.
Kinerja hingga Kuartal I 2025 BFI Finance
BFI Finance Tbk membukukan laba bersih Rp 405,5 miliar pada kuartal I 2025, meningkat 12,2 Persen di bandingkan capaian tahun lalu. maka kinerja positif ini berhasil di capai di tengah volatilitas pasar yang tinggi seiring ketidakpastian kebijakan ekonomi, serta risiko geopolitik akibat intensitas perang dagang AS-Cina.
Pada kuartal I 2025, total aset meningkat 6,3 Persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadikan aset Perusahaan tercatat sebesar Rp 25,7 triliun. Peningkatan ini di kontribusi oleh kenaikan piutang di kelola (managed receivables) sebesar 12,8 Persen yoy dengan total Rp 25,4 triliun.
Selain itu, piutang pembiayaan bersih (net receivables) terkumpul Rp 22,8 triliun yang juga mengalami kenaikan sebesar 7,6 Persen di bandingkan kuartal I 2024.
Kinerja Pembiayaan Baru
Perusahaan konsisten untuk terus bertumbuh di tandai rapor nilai pembiayaan baru yang tercatat baik dengan nilai sebesar Rp5,9 triliun. Selain itu peningkatan penyaluran pembiayaan baru tertinggi berasal dari segmen pembiayaan berjaminan BPKB roda empat BFI Dana Express Mobil sebesar 31,3 Persen
Porsi piutang di kelola masih di dominasi oleh pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dan roda dua sebesar 60,0 Persen. Pengadaan kendaraan roda empat (bekas dan baru) sebesar 16,3 Persen. Pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 14,8 Persen. Pembiayaan berjaminan sertifikat properti 4,9 Persen. Lalu pembiayaan syariah serta lainnya sebesar 4,0 Persen.
Dari segi tujuan pembiayaan (purpose of financing). Piutang di kelola Perusahaan paling banyak tercatat untuk pembiayaan modal kerja dan investasi senilai Rp 19,8 triliun. Maka dari itu ikuti oleh pembiayaan multiguna sebanyak Rp4,8 triliun, dan pembiayaan syariah sebesar Rp 784,8 miliar hingga Maret 2025.
SUMBER: Liputan6.com
+ There are no comments
Add yours